Saya mempunyai pengalaman di perkuliahan yauitu menjadi
wakil ketua kelas saat tingkat pertama di semester 1&2 di kelas 1KA12. Walaupun
di situ jabatan saya hanya menjadi wakil tetapi itu menjadi pengalaman saya
selama menjadi pelajar karena dari saya sekolah tk,sd,smp dan sma saya tidak
pernah merasakan menjadi seorang pemimpin kelas. Awal mula saya terpilih
menjadi wakil ketua kelas dari awal masuk kelas 1KA12 saat itu dosen bertanya
apakah sudah membentuk ketua/wakil ketua kelas? Dan anak anak membuat keputusan
bahwa ketua laki-laki dan wakil perempuan. Tidak tahu mengapa tibatiba saya
yang di tunjuk untuk menjadi wakil awalnya saya tidak mau tetapi setelah saya
berfikir menjadi wakil bukannya pengalam bagi saya? Dan bisa dikenal dosen juga
siapa tau itu membantu saya di saat saya membutuhkan bimbingan dosen dan dosen
tersebut sudah mengenal saya. Lalu saya putuskan untuk mau menerima jabatan
sebagai wakil ketua kelas.
Dosen pun memperkenalkan ketua/wakil ketua kelas
kami. Ketua kelas sodara Fachmi dan ketua kelas saya sendiri Rani. Hari berikutnya
karena baru-baru masuk kuliah dan hanya perkenalan saja ada salah satu dosen
menanyakan siapa ketua dan wakil kelas ketika saya mengajukan diri dosen
tersebut meminta visi misi kami masing masing. Beberapa bulan bertugas sebagai
wakil ketua kelas cukup melelahkan juga karena ini hal pertama kalinya yang
saya kerjakan bolak balik jika dosen telat masuk untuk ke sekdos(seketariat
dosen) mengurus anak anak kelas untuk mengumpulkan tugas member informasi yang
terupdate sekitaran kampus dan masih banyak lagi yang paling berat menjadi
tanggung jawab kelas itu ada di tangan saya, itu amanat yang saya pegang dan
tidak boleh saya khianati. Berhubung ketua kelas kami Fachmi jarang masuk dan
jarang juga ikut membantu serta tugas sebagai ketua kelas akhirnya anak anak
sepakat untuk merekrut saya sebagai ketua kelas tetap selama semester 1 dan 2. Awal
nya saya keberatan karena selama ini saya merasa kerja sendiri mengurus tugas
sendiri apalagi sekarang tidak ada wakil ketu kelas karena banyak yang tidak
mau. Tetapi teman saya yang menjabat sebagai bendahara sekretaris meyakinkan
saya untuk terus semangat menjadi ketua kelas kami karena mereka akan membantu
pekerjaan saya.
Akhirnya selama 1 tahun saya menjadi ketua kelas
sungguh begitu pengalaman sekali bisa mengatur kelas yang terdiri dari 50 siswa
kurang lebih nya. Bangga nya saya seorang perempuan tenyata bisa membuktikan
kepada semuanya bahwa yang saya pelajari menjadu pemimpin itu wajib khususnya untuk mengatur dirinya menanggung apapun dari semua yang ia lakukan, walaupun memimpin bukan kemampuan alami,seiring pertumbuhan dan kedewasaan juga dengan rangkaian proses pembelajaran sikap kepemimpinan itu akan terbentuk.
"Tanggung jawab pertama seorang pemimpin adalah mendefinisikan kenyataan. Tanggung jawab terakhir seorang pemimpin adalah mengucapkan terimakasih. Bahkan tidak mamandang mengenai status dia seorang laki-laki atau perempuan kah?"
(max de pree)