Pada tanggal 15 September 2013 tepat hari minggu semua barang
keperluan kosan termasuk koper baju-baju, kipas angin,ember,tv,dispenser dan
sebagainya sudah siap dan tinggal dimasukan ke dalam mobil. Banyak sekali
barang yang aku bawa sampai papah bilang “ade mau ngekos apa berumah tangga
bawaannya segini banyak?” aku hanya tertawa mendengar celotehan dari papah.
Sampai sudah di kota Depok jl margonda raya gang kapuk kosan putrid Bukit
Gardenia. Aku, mamah,papah dan kakakku membantu memindahkan barang-barang
kedalam kamar kosan setelah semuanya rapihn tak lama mereka berpamitan pulang
karena sudah sore. Aku benci perpisahan walau aku masih bisa pulang ke rumah
tapi untuk beberapa tahun belakangan ini lebih banyak tinggal di kosan sendiri
tanpa orangtua lagi, mamah papah dan kakakku pamit untuk pulang aku dipeluk dan
cium di beri nasihat agar hati-hati jaga diri baik-baik engga boleh nakal ya
nasihat sewajarnya orang tua kepada anaknya yang sekarang belajar memulai hidup
mandiri.
Malam pertama di kosan sepi aku belum punya teman di sinih
sempat mau nangis tapi aku berpikiran anggap saja ini kamarku di rumah ada
mamah papah kok. Pertama tidur aku tidak nyenyak selalu kebangun mungkin belum
beradaptasi dengan kamarku yang baru ini. Ke esokan paginya saat aku membuka
mata terlintas di pikiranku “ko aku bisa ya ngekos sejauh ini dari orangtua
yang selama ini aku di rumah selalu di sediakan ga pernah melakukan sendiri dan
sekarang aku sudah di kosan harus serba sendiri dan tidak terasa aku kini sudah
jadi mahasiswa” tak lama air mataku turun deras pertama aku nangis dan tiba-tiba ingin pulang tapi aku
harus tahan rasa itu karena ini baru aku melangkah hidupku yang sebenarnya.
SEMANGAT!
Setelah beberapa bulan menjalani sebagain mahasiwa dan anak
kosan aku mulai kebingungan untuk mengatur uang karena terbiasa di rumah aku
tipekal orang yang boros dan tidak perduli kalau uang abis ya tinggal minta
lagi. Tapi kali ini beda aku boros disini besok mau makan apa? Besok ke kampus
naik apa? Minta lagi? Tentu tidak mungkin. Dari sini aku belajar menghargai
uang belajar susah tenyata mencari uang, walau teman teman kampusku suka menggoda
untuk pergi ke mall makan yang enak enak,membeli sesuatu yang unik, nonton film
yah aku seringkali tergoda. Karena belum terbiasa akhirnya aku mengeluh pada
diriku sendiri kesal dengan dirikun sendiri sifatku harus berubah karena
sebagian hidup aku berbeda bukan semua yang aku pengen serba ada serba tersedia
habis tinggal meminta lagi.
Mempergunakan dapur kosan agar hemat bias juga, saat awal
bulan aku bias membeli seperti makanan istant yang tinggal di goreng saja
seperti ayam goreng, kentang goreng, nugget, sosis mie instant. Ya lumayan
untuk sesekali makan di kosan tak perlu keluar uang karena tengah malam perut
ini selalu kelaparan dan tidak bias tidur kalau belum kenyang. Kenal yang
namanya awal bulan makan enak akhir bulan makan mie instant saja? Bagiku tidak
begitu karena pola makanan ku ya tergantung selera makan mie instant tidak harus di akhir bulan
Karena uang bulanan sudah menipis. Di kampus aku suka mebawa bekel makan
bersama teman teman ya walau mereka membawa bekel bikin makanan sendiri
sedangkan aku? Membawa bekel makan iya tapi makanannya dari warteg. Ya namanya
juga anak kosan baru mana bias aku masak pagi pagi… memang ini kerugianku
sewaktu masih di rumah selalu malas yang hanya bias mengandalkan mamah dan
pembantu. Sempat diledek oleh teman saat aku mebawa bekel makan “ran bawa bekel
makan? Di masakin sama siapa cieeee” aku hanya menjawab “di masakin sama ibu
warteg” serentak teman temanku tertawa ledek dan akupun ikut tertawa hahahaha.
Ada beberapa pengalaman tentang kecerobohanku selama di
kosan, seperti ATM tertetalan oleh mesin ATM, kunci kosan ilang disaat uang
sedang jatuh sakit, lupa bangun sahur karena hp mati sepertinya ada beberapa lagi
tapi aku lupa hehehe. Dari yang pertama ATM ketelen itu sebenernya bukan salah
aku itu mesin ATMnya yang sedang eror mungkin. Siang itu saya hanya memakai
kaos celana panjang sandal jepit untuk mengambil uang di ATM sebrang gang
kosan. Saat uang sudah saya ambil tiba-tiba atm ku keluar hanya setitik tidak
bias aku raih sedikitpun oleh tangan. Panik,bingung, yasudah akhirnya pasrat
“tuutuutuuut” tertelan lah mesin ATM. Begitu paniknya beberapa orang dating dan
menanyakan kenapa, lalu aku dibertihu agar langsung ke BANK saja untuk
mengurusi tidak ambil keputusan lain aku langsung naik angkot dan menelfon
temanku agara menyusuli membantu aku baru sadar bank nya aja aku gatau dimana.
Celaka lah aku, langsungku Tanya supir angkot dan ternyata bank nya sudah
terlewat lalu aku turun disitu menyebrang dan naik angkot lagi (arah balik)
sampai di bank dengan ngos-ngosan keringat dingin satpam bertanya “ ada yang
bias saya bantu?” dengan entengnya aku bilang “ atm saya ketelen pak” dan
satpam itu bilang kalau amu mengurusi mesin atm harus membawa kartu tabungan.
Bagus! Kartu tabungan ada di kosan alhasil aku balik ke kosan lagi dengan naik
angkot, karena kosanku dari depan jauh sekali langsung aku naik ojeg mengambil
buku tabungan dam balik lagi ke bank. Semuanya beres Alhamdulillah lega sekali
walau kembali lagi niatnya mau mengirit tapi malah keluar uang banyak untuk mengurusi
ATM dan naik ojeg serat angkot angkot. Ambil positifnya mungkin aku kurang amal
kurang berbagi sesame yang kurang membutuhkan.
Pengalaman kecerobohan ku selanjutnya yaitu kunci kamar kosan
ilang. Pulang kampus dengan biasanya saat memasuki kosan mengambil kunci di
saku celana tiba tiba ZONK! Di tas dimanapun tidak ada kunci. Lemes panik lagi
selalu panik dan pastinya dalam hati menceletuk “ kecerobohan apalagi sih ran
yang lo lakuin?!!” mau nangis rasanya. Bingung mesti gimana karena yang ilang
ini kunci duplikat nya sebelumnya sudah pernah ilang hehehe *tepok jidat*
akhirnya aku merengek meminta solusi dengan kaka senior ku dikosan namanya kak
“tyka” tak lama kak tyka bilang “coba ke depan sevel ran disitukan ada ahli
kunci siapa tau bisa” aku hanya menjawab “ohiyaya tapi jauh banget kak jalannya
itu loh,aduuuh….” Kunci ilang masih sempet sempetnya menegeluh kelalakuan deh
rani. Kak tyka menjawab “yeh demi masuk kamar ran hayo semangat” akhirnya aku
jalan ke depan untuk ke ahli kunci, YES BISA! Kata abangnya “tapi mahal mba
60.000 rb soalnyakan di panggil dan dibuat. Aku hanya menjawab “iya mas gapapa”
lemes karena di dompet tersisa 63.000 rb mau nangis mau ketawa juga mau mau deh
pokoknya….setelah di obrak abrik pintu akhirnya aku punya kunci kosan baru lagi
seneng bisa masuk ke kamar sedih karena sisa uang yang tinggal 3000 rb. Kesel
banget disitu sama diri sendiri kenapa sih ada aja barang yang ilang sama
kecerobohan aku nangis lah.
Saat sedang bulan puasa ini pertama kali aku menjalankan
puasa sendiri di kosan buka puasa sendiri cari makan seadanya tidak seperti di
rumah kalau buka puasa rame dengan makanan minuman yang enak enak. Saat sahur
untuk yang keberapa seperti biasanya aku memasang alarm jam 03.15. Tidur saat
itu nyenyak sekali sampai pada saatnnya aku membuka mata melihat jam ZONK! Jam
07.00 kaget bukan main panik lagi panik lagi langsung melek nyawa langsung
kekumpul semuanya. Liat hp tenyata mati pantes alarm engga bunyi kesel tingkat
akhir mau nangis juga ini gimana belum minumseteter pun disitu aku langsung
niat puasa bismillah pasti bisa kuat kuat! Aku bingung seharian di kosan mesti
ngapain takut terasa lapar tapi bismillah minta ridho sama Allah buat di
kuatin. Allhamdulillah samapi bedug adzan maghribpun dating akupun bisa berbuka
puasa walau
tanpa sahur.
Banyak hikmah dan pelajaran yang aku ambil dari selama satu
tahun mengekos di Depok. Terkadang kosan itu manis memberikan banyak pelajaran hidup yang berharga dan kadang kosan itu berubah
menyebalkan karena merasakan “home sick” alias kangen rumah. Beberapa kutipan
pelajaran yang aku ambil dimulai dari lebih menghargai uang, teliti dalam
segala hal,belajar mandiri yang tidak bisa selamanya mengandalkan orang lain.
Itu berat memang bagi aku yang selama ini hanya mengentengkan dan
ketergantungan tapi ini hidupku yang baru dan aku harus bisa menjalaninya
SEMANGAT!^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar