KEMISKINAN DI INDONESIA
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaYq6AvZ-RNVGWUE12hEa4xO4oz68OnHs9B66ZXrwA1nhT6reHOZEAkIO6X9xpF2Pk4wN6JLNRoGl4b_od9Ku_hCT2ZdAducDuj1u_3otg9P9yUzeHRqawyqIEsQ7C6JrSbA_k0Udvw4tn/s400/grafik2.png)
A.
Latar Belakang
Kemiskinan sering menjadi topik yang
dibahas dan diperdebatkan dalam berbagai forum baik nasional maupun
internasional, walaupun kemiskinan itusendiri telah muncul ratusan tahun yang
lalu. Kemiskinan merupakan suatu keadaan yang sering dihubungkan dengan
kebutuhan, kesulitan dan kekurangandalam berbagai keadaan hidup. Perkembangan
kondisi kemiskinan di suatu negara secara ekonomis merupakan salah satu
indikator untuk melihat perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh
karenanya, dengan semakin menurunnya tingkat kemiskinan yang ada maka dapat
disimpulkan meningkatnya kesejahteraan masyarakat di suatu negara.
Dalam mewujudkan
tujuan negara, pemerintah secara terus menerus telah melakukan program
pembangunan nasional. Dua sasaran utama yang selalu mendapat perhatian dalam
program pembangunan nasional adalah pengentasan kemiskinan dan penurunan angka
pengangguran. Pada masa pemerintahan ordebaru, upaya pemerintah untuk
menurunkan kemiskinan dan pengangguran dapat dikatakan cukup berhasil, namun
setelah terjadinya krisis moneter pada tahun 1996 angka kemiskinan dan pengangguran meningkat kembali
sehingga hasil kinerja terhadap dua sasaran pembangunan tersebut, hasilnya
belum menggembirakan.
B.
Pembahasan
Pengertian kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya
akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara
yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Kemiskinan
dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
a. Gambaran
kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari,
sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami
sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
b. Gambaran
tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Keterkucilan sosial
biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik
dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
c. Gambaran
tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna “memadai” di
sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh
dunia.
A. Ciri-ciri
manusia yg berada di bawah kemiskinan :
Mereka yang hidup
dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tidak memiliki faktor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal,
ketrampilan, Dll.
2. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan
kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha.
3. Tingkat
pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat SD.
4. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas.
5. Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai
ketrampilan.
B.
Fungsi-Fungsi Orang Miskin
1. Pertama :
adalah menyediakan tenaga kerja untuk pekerjaan kotor, tidak terhormat, berat,
berbahaya, tetapi di bayar murah.
2. Kedua : adalah
menambah atau memperpanjang nilai guna barang atau jasa. Baju bekas yang sudah
tidak terpakai dapat di jual (atau dengan bangga di katakan ”di infakan”)
kepada orang-orang miskin.
3. Ketiga : adalah
mensubsidi berbagai kegiatan ekonomi yang menguntungkan orang-orang kaya.
Pegawai-pegawai kecil, karena di bayar murah, petani tidak boleh menaikan harga
beras mereka untuk mensubsidi orang-orang kota.
4. Keempat :
adalah menyediakan lapangan kerja, bagaimana mungkin orang miskin memberikan
lapangan kerja? karena ada orang miskin lahirlah pekerjaan tukang kredit
(barang atau uang) aktivis-aktivis LSM (yang menyalurkan dana dari badan-badan
internasional lewat para aktivis yang belum mendapatkan pekerjaan kantor)
belakangan kita tahu bahwa tidak ada komunitas yang paling laku di jual oleh
negara ketiga di pasaran internasional selain kemiskinan.
5. Kelima : adalah
memperteguh status sosial orang-orang kaya, perhatikan jasa orang miskin pada
perilaku orang-orang kaya baru. Sopir yang menemaninya memberikan label bos
kepadanya. Nyonya-nyonya dapat menunjukan kekuasaannya dengan memerintah inem-inem
(pembantu) mengurus rumah tangganya.
Kemiskinan
lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian,
tempat berteduh, dan lain-lain. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum
pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi
oleh tiga hal :
1. Persepsi
manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan.
2. Posisi
manusia dalam lingkungan sekitar.
3. Kebutuhan
objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.
Persepsi
manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, adat istiadat, dan sistem nilai yang dimiliki. Dalam hal ini garis
kemiskinan dapat tinggi atau rendah. Terhadap posisi manusia dalam lingkungan
sosial, bukan ukuran kebutuhan pokok yang menentukan, melainkan bagaimana posisi
pendapatannya ditengah-tengah masyarakat sekitarnya. Kebutuhan objektif manusia
untuk bisa hidup secara manusiawi ditentukan oleh komposisi pangan apakah
benilai gizi cukup dengan nilai protein dan kalori cukup sesuai dengan tingkat
umur, jenis kelamin, sifat pekerjaan, keadaan iklim dan lingkungan yang
dialaminya. Kesemuanya
dapat tersimpul dalam barang dan jasa dan tertuangkan dalam nilai uang sebagai
patokan bagi penetapan pendapatan minimal yang diperlukan, sehingga garis
kemiskinan ditentukan oleh tingkat pendapatan minimal (versi bank dunia, dikota
75 $ dan desa 50 $AS perjiwa setahun, 1973) (berapa sekarang ?).
Kemiskinan menurut
pendapat umum dapat dikategorikan ke dalam 3 kelompok, yaitu :
1. Kemiskinan yang
disebabkan aspek badaniah atau mental seseorang.
Pada aspek
badaniah, biasanya orang tersebut tidak bisa berbuat maksimal sebagaimana
manusia lainnya yang sehat jasmani. Sedangkan aspek mental, biasanya mereka
disifati oleh sifat malas bekerja dan berusaha secara wajar, sebagaimana
manusia lainnya.
2. Kemiskinan yang
disebabkan oleh bencana alam.
Biasanya pihak
pemerintah menempuh dua cara, yaitu memberi pertolongan sementara dengan
bantuan secukupnya dan mentransmigrasikan ke tempat hidup yang lebih layak.
3. Kemiskinan
buatan atau kemiskinan struktural.
Selain disebabkan
oleh keadaan pasrah pada kemiskinan dan memandangnya sebagai nasib dan takdir
Tuhan, juga karena struktur ekonomi, sosial dan politik.
Yang
relevan dalam hal ini adalah kemiskinan buatan, buatan manusia terhadap manusia
pula yang disebut kemiskinan structural. Itulah kemiskinan yang timbul oleh dan
dari struktur-struktur buatan manusia, baik strutur ekonomi, politik, sosial
maupun cultural. Selain disebabkan oleh hal–hal tersebut, juga dimanfaatkan
oleh sikap “penenangan” atau “nrimo”, memandang kemiskinan sebagai nasib,
malahan sebagai takdir Tuhan. Kemiskinan menjadi suatu kebudayaan atau
subkultur, yang mempunya struktur dan way of life yang telah turun temurun
melalui jalur keluarga. Kemiskinan (yang membudaya) itu disebabkan oleh dan
selama proses perubahan sosial secara fundamental, seperti transisi dari
feodalisme ke kapitalisme, perubahan teknologi yang cepat, kolonialisme, dsb. Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah
satu bentuk problema yang muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya pada
negara-negara yang sedang berkembang. Kemiskinan yang dimaksud adalah
kemiskinan dalam bidang ekonomi. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan
apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok
seperti pangan, pakaian dan tempat berteduh atau dengan pendapat lain, yaitu
adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang
dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang
bersangkutan.
Kemiskinan
bukanlah suatu yang terwujud dengan sendiri terlepas dari aspek-aspek lainnya,
tetapi kemiskinan itu terwujud sebagai hasil interaksi antara berbagai aspek
yang ada dalam kehidupan manusia. Terutama aspek sosial dan aspek ekonomi.
Aspek sosial adalah adanya ketidaksamaan sosial di antara sesama warga
masyarakat yang bersangkutan, seperti perbedaan suku bangsa, ras, kelamin, usia
yang bersumber dari corak sistem pelapisan yang ada dalam masyarakat. Sedangkan
aspek ekonomi adalah adanya ketidaksamaan di antara sesama warga masyarakat
dalam hak dan kewajiban yang berkenaan dengan pengalokasian sumber-sumber daya
ekonomi.
Sementara
itu klasifikasi atau penggolongan seseorang atau masyarakat dikatakan miskin
ditetapkan dengan menggunakan tolak ukur utama, yaitu : Tingkat pendapatan. Misalkan saja di
Indonesia, tingkat pendapatan digunakan ukuran kerja waktu sebulan. Dengan
adanya tolak ukur ini, maka jumlah dan siapa yang tergolong dalam orang miskin
dapat diketahui. Atau dengan menggunakan batas minimal jumlah kalori yang
dikonsumsi, yang diambil persamaannya dalam kg beras. Kebutuhan relatif per keluarga dibuat
berdasarkan atas kebutuhan minimal yang harus dipenuhi dalam sebuah keluarga
agar dapat melangsungkan kehidupannya secara sederhana tetapi memadai sebagai
warga masyarakat yang layak.
Jika
dikaitkan dengan kemakmuran, maka ada dua persepsi masyarakat yang cukup
berlawanan tentang hal ini. Persepsi pertama adalah yang berpikir rasional dan
eksak. Bahwa kemakmuran seseorang diukur dengan jumlah serta nilai bahan-bahan
dan barang-barang yang dimiliki atau dikuasai untuk memelihara dan menikmati
hidupnya. Semakin banyak jumlah dan makin tinggi nilainya, maka akan makin
tinggi taraf kemakmuran hidupnya. Sedangkan persepsi kedua adalah pandangan masyarakat
umum, terutama pedesaan. Mereka beranggapan bahwa kemakmuran tidaklah berbeda
dengan kebahagiaan. Seseorang akan merasa makmur bila sudah ada keserasian
antara keinginan-keinginan dan keadaan materil atau sosial yang dimiliki atau
dikuasainya. Karenanya mereka selalu berusaha untuk menyeimbangkan antara
keinginan dan keadaan materinya. Jika keinginan mereka berlebih, sementara
keadaan materil mereka tidak mencukupi maka mereka harus mengurangi keinginan
yang ada. Begitu juga sebaliknya, Usaha memerangi kemiskinan dapat dilakukan
dengan cara memberikan pekerjaan yang memberikan pendapatan yang layak kepada
orang-orang miskin. Karena dengan cara ini bukan hanya tingkat pendapatan yang
dinaikkan, tetapi harga diri sebagai manusia dan sebagai warga masyarakat dapat
dinaikkan seperti warga lainnya. Dengan lapangan kerja dapat memberikan
kesempatan kepada mereka untuk bekerja dan merangsang berbagai
kegiatan-kegiatan di sektor ekonomi lainnya.
Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kemiskinan menurut Hartomo dan Aziz (1997) yaitu :
1). Pendidikan
yang Terlampau Rendah
Tingkat pendidikan
yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu yang
diperlukan dalam kehidupannya. Keterbatasan pendidikan atau keterampilan yang
dimiliki seseorang menyebabkan keterbatasan kemampuan seseorang untuk masuk
dalam dunia kerja.
2). Malas Bekerja
Adanya sikap malas
(bersikap pasif atau bersandar pada nasib) menyebabkan seseorang bersikap acuh
tak acuh dan tidak bergairah untuk bekerja.
3). Keterbatasan
Sumber Alam
Suatu masyarakat
akan dilanda kemiskinan apabila sumber alamnya tidak lagi memberikan keuntungan
bagi kehidupan mereka. Hal ini sering dikatakan masyarakat itu miskin karena
sumberdaya alamnya miskin.
4). Terbatasnya
Lapangan Kerja
Keterbatasan
lapangan kerja akan membawa konsekuensi kemiskinan bagimasyarakat. Secara ideal
seseorang harus mampu menciptakan lapangan kerjabaru sedangkan secara faktual
hal tersebut sangat kecil kemungkinanya bagimasyarakat miskin karena
keterbatasan modal dan keterampilan.
5). Keterbatasan
Modal
Seseorang miskin
sebab mereka tidak mempunyai modal untuk melengkapialat maupun bahan dalam
rangka menerapkan keterampilan yang merekamiliki dengan suatu tujuan untuk
memperoleh penghasilan.
6). Beban Keluarga
Seseorang yang
mempunyai anggota keluarga banyak apabila tidak diimbangi dengan usaha
peningakatan pendapatan akan menimbulkan kemiskinan karena semakin banyak
anggota keluarga akan semakin meningkat tuntutan atau beban untuk hidup yang
harus dipenuhi.
http://www.tugasku4u.com/2013/06/pengertian-kemiskinan.html
http://www.tugasku4u.com/2013/06/pengertian-kemiskinan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar