Minggu, 03 Januari 2016

Perbedaan kemacetan dulu dan sekarang

Jakarta Tempo Dulu Dan Sekarang

Siapa yang tidak mengenal ciri khas kota jakarta selain budaya nya jakarta identik dengan kemacetannya yang tak ada usai. Semakin berkembangnya kota jakarta semakin banyak jumlah masyarakat yang tinggal dikota tersebut sekaligus tingkat kemacetan jakarta semakin tinggi. Memang sudah tidak asing lagi mendengar kata macet dikota ini apa penyebabnya? selain banyak masyarakat yang lebih memlih tinggal untuk menemukan mata pencaharian seperti pekerjaan, atau perantau dari kampung kota lain pendidikan. Sebagi ibu kota Indonesia pasti banyak peminat yang ingin tinggal di kota Jakarta, walau sekarang infrastruktur sudah lebih bagus dengan ada nya transportasi seperti Busway,KRL, Bus bus atau angkutan perkotaan namun rata rata dari penduduk lebih memilih untuk mengendarai kendaraan pribadinya. Dengan sudah banyak lahan di pakai sebagi gedung gedung semain sempitlah jalanan. Kemacetan tersebut tidak hanya faktor banyaknya kendaraan namun tidak tertibnya lalu lintas banyak sekali yang melanggar dan menyepelekan keselamatan untuk dirinya sendiri. 

Coba kita tengok sebentar Jakarta tempo dulu yang bangunannya masih sederhana tak ada gedung gedung tingga transportasi masih sedikit banyaknya pepohonan tanaman hijau sangat asri sekali dan penduduknya tak semembludak jakarta sekarang. perhatikan gambar dibawah ini :



Ini adalah suasana di depan bekas gedung MBAU dekat halte bis yang terlihat pada foto patung Pancoran tempo doeloe, suasananya jauh sekali berbeda. Sekarang kalau pagi dan sore hari saat orang berangkat dan pulang kerja, jalanya macet sekali alias padat merayap. Kalau suasana Jakarta masih kaya dulu, nyaman sekali ya kemana saja dengan kendaran mobil atau motor bisa dicapai dalam waktu yang singkat. Sekarang untuk menempuh jarak 2 km saja bisa butuh waktu sampai setengah jam, pakai motor atau mobil sama saja. Kenangan indah dimasa lalu memang tidak akan pernah kembali. Jakarta terus tumbuh dan berkembang, bagaimana suasana 50 atau 100 tahun lagi?, entahlah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar