Sabtu, 21 November 2015

Bahayanya Jika Anak Gunakan Internet Tanpa Pendamping

Beberapa orang tua mungkin bangga jika anaknya sangat mahir berselancar di dunia maya. Namun harus dipahami bahwa dunia maya yang tanpa batas pun bisa membuat tersesat. Karena itu penting untuk memberi pendampingan bagi anak saat menggunakan internet.

Tersesat di sini maksudnya anak jadi tidak lagi bisa membedakan mana yang benar dan mana yang hoax karena mereka cenderung percaya pada semua hal yang didapat dari internet. Berbahaya bukan? Inilah hasil penelitian Ofcom.

Penelitan Ofcom menunjukkan peningkatan jumlah anak yang terlalu percaya dengan apa yang mereka baca secara online. Risiko yang mungkin terjadi adalah anak-anak akan tumbuh dan tidak mampu menentukan mana yang benar.

Hampir satu dari 10 anak yang memakai internet percaya bahwa semua yang ada di internet adalah benar. Serta kebanyakan anak usia 12-15 tahun tidak sadar bahwa 'vloggers' (video bloggers) bisa dibayar untuk melakukan promosi terhadap produk.

Artinya kebanyakan anak-anak tidak sadar bahwa informasi yang ada di internet bisa ada karena membayar, tanpa tahu kebenarannya. Hampir 5 orang dari anak 12-15 tahun percaya dengan informasi yang didapat dari mesin pencari Google.

Studi Ofcom juga menemukan anak-anak banyak yang beralih ke YouTube untuk informasi yang lebih akurat. Tetapi hanya setengah yang sadar bahwa iklan juga sumber penghasilan utama bagi YouTube.

Studi Ofcom yang dikutip dari Telegraph pada Sabtu (21/11/2015) juga menemukan bahwa tiga perempat anak-anak yang lebih tua percaya bahwa orang akan bertingkah laku berbeda saat online. 67 Persen anak perempuan yang lebih tua mengatakan hal itulah yang tidak dia sukai.

Hampir sepertiga mereka bermasalah dengan orang yang kerap bergosip, dan seperempat mengatakan orang bisa menjadi menjijikan dan jahat saat menggunakan internet.

Dilaporkan juga sekitar satu dari 10 anak yang bermain internet pada usia delapan sampai 15 tidak suka menghabiskan waktu lama di depan komputer. Sementara hampir sepertiga anak usia 12 sampai 15 tahun mengaku menghabiskan banyak waktu di sosial media.


Mayoritas dari anak yang terlibat dalam penelitian mengatakan akan memberitahu orang tua, anggota keluarga, serta guru jika melihat di internet sesuatu yang mengkhawatirkan, menjijikan dan menyinggung. Sedangkan 6 persen menyebut tidak akan memberitahu siapapun Setiap hal baru yang dilakukan anak pasti menuai nilai positif dan negatifnya, giliran orang tua yang harus ekstra keras untuk mengawasi anak jika sedang bermain internet. Karena sesuatu yang positif harus dituangkan sejak kecil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar