Beberapa orang tua mungkin bangga jika anaknya sangat mahir
berselancar di dunia maya. Namun harus dipahami bahwa dunia maya yang tanpa
batas pun bisa membuat tersesat. Karena itu penting untuk memberi pendampingan
bagi anak saat menggunakan internet.
Tersesat di sini maksudnya anak jadi tidak lagi bisa
membedakan mana yang benar dan mana yang hoax karena mereka cenderung percaya
pada semua hal yang didapat dari internet. Berbahaya bukan? Inilah hasil
penelitian Ofcom.
Penelitan Ofcom menunjukkan peningkatan jumlah anak yang
terlalu percaya dengan apa yang mereka baca secara online. Risiko yang mungkin
terjadi adalah anak-anak akan tumbuh dan tidak mampu menentukan mana yang
benar.
Hampir satu dari 10 anak yang memakai internet percaya bahwa
semua yang ada di internet adalah benar. Serta kebanyakan anak usia 12-15 tahun
tidak sadar bahwa 'vloggers' (video bloggers) bisa dibayar untuk melakukan
promosi terhadap produk.
Artinya kebanyakan anak-anak tidak sadar bahwa informasi yang
ada di internet bisa ada karena membayar, tanpa tahu kebenarannya. Hampir 5
orang dari anak 12-15 tahun percaya dengan informasi yang didapat dari mesin
pencari Google.
Studi Ofcom juga menemukan anak-anak banyak yang beralih ke
YouTube untuk informasi yang lebih akurat. Tetapi hanya setengah yang sadar
bahwa iklan juga sumber penghasilan utama bagi YouTube.
Studi Ofcom yang dikutip dari Telegraph pada Sabtu
(21/11/2015) juga menemukan bahwa tiga perempat anak-anak yang lebih tua
percaya bahwa orang akan bertingkah laku berbeda saat online. 67 Persen anak
perempuan yang lebih tua mengatakan hal itulah yang tidak dia sukai.
Hampir sepertiga mereka bermasalah dengan orang yang kerap
bergosip, dan seperempat mengatakan orang bisa menjadi menjijikan dan jahat
saat menggunakan internet.
Dilaporkan juga sekitar satu dari 10 anak yang bermain
internet pada usia delapan sampai 15 tidak suka menghabiskan waktu lama di
depan komputer. Sementara hampir sepertiga anak usia 12 sampai 15 tahun mengaku
menghabiskan banyak waktu di sosial media.
Mayoritas dari anak yang terlibat dalam penelitian mengatakan
akan memberitahu orang tua, anggota keluarga, serta guru jika melihat di
internet sesuatu yang mengkhawatirkan, menjijikan dan menyinggung. Sedangkan 6
persen menyebut tidak akan memberitahu siapapun Setiap hal baru yang dilakukan anak pasti menuai nilai positif dan negatifnya, giliran orang tua yang harus ekstra keras untuk mengawasi anak jika sedang bermain internet. Karena sesuatu yang positif harus dituangkan sejak kecil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar